Prospek usaha jahe gajah memiliki masa depan yang cukup cerah. Menurut Balai Penelitin Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), terutama jahe gajah, dibutuhkan banyak oleh industri makanan, minuman, dan kosmetika. Bukan hanya itu, seiring makin meningkatnya industri herbal di tanah air, turut mengatrol permintaan komoditas ini. Jahe gajah alias Zingiber officinale Rosc., tidak hanya berprospek di dalam negeri saja, tapi juga ditunggu pasar ekspor. Bentuk jahe gajah yang dibutuhkan dalam bentuk segar, kering, asinan, minyak atsiri, dan oleoresin. Sebut saja Singapura, Malaysia, Jepang, Bangladesh, Pakistan, Jerman, Amerika, Kanada, Maroko, Prancis, Hongkong, dan Belanda sangat membutuhkan pasokan jahe.
International Trade Center (ITC) mencatat, importasi jahe utuh pada 2019 mencapai 806.936 ton. Importir utamanya adalah Bangladesh dan Pakistan. Tahun lalu, kedua negara itu mengimpor jahe utuh masing-masing 91.168 ton serta 89.249 ton. Pada 2019, ekspor jahe utuh Indonesia hanya mencapai 4.289 ton. Padahal lima tahun lalu berhasil mengekspor sebanyak 25.750 ton. Tahun lalu, Indonesia juga hanya mengekspor jahe bubuk 156 ton. Sementara pada 2018 telah mencapai 197 ton. Pasar utama jahe bubuk Indonesia adalah Jepang, yang pada 2019 menyerap 64 ton. Pasar lainnya yaitu Taiwan dan Singapura. Pada tahun yang sama kedua negara itu mengimpor dari Indonesia masing-masing sebanyak 33 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga mengimpor jahe. Menurut ITC, pada 2019 Indonesia mengimpor jahe utuh sebanyak 21.749 ton. Sedangkan untuk jahe bubuk mengimpor 34 ton. Sementara importasi jahe bubuk secara global pada tahun lalu menembus 53.393 ton. Negara pengimpor terbanyak adalah Malaysia yang mengimpor 18.467 ton. Importir kedua adalah Jepang yang mengimpor 5.721 ton. Tiap tahun, produksi jahe nasional terus melorot. Padahal peluang bisnisnya besar. Berdasar catatan BPS, produksi jahe pada 2015 sebanyak 313.064 ton. Namun, pada 2018 lalu hanya menghasilkan 207.412 ton. Lantaran pasokan seret, harga jahe pun melambung. Di pasaran saat ini harga terendah jahe gajah rata-rata Rp15.000 per kg, tertinggi Rp30.000 per kg. Sementara harga jahe merah meroket hingga Rp90.000 per kg. Namun, sebelum pandemi Corona, harganya berkisar antara Rp20.000—Rp25.000 per kg.